bolasiar.com – Gol kedua Gabriel Jesus saat Arsenal mengalahkan Crystal Palace di perempat final Carabao Cup menjadi sorotan karena dinilai kontroversial. Pemain asal Brasil itu mencetak hat-trick yang membawa The Gunners melaju ke semifinal Piala Liga Inggris. Namun, gol keduanya memicu perdebatan terkait posisi offside.
Pada pertandingan yang digelar di Emirates Stadium pada Kamis (19/12/2024) dini hari WIB, Jesus menjadi pahlawan dengan kontribusinya yang luar biasa. Namun, momen kontroversial terjadi ketika dia mencetak gol kedua, yang seharusnya bisa saja dibatalkan jika Video Assistant Referee (VAR) digunakan.
Aturan kompetisi yang berlaku di Carabao Cup menyebutkan bahwa VAR tidak diterapkan di perempat final, yang memunculkan pertanyaan mengenai keputusan wasit. Dalam artikel ini, akan dibahas mengapa gol tersebut Jesus tersebut disahkan dan mengungkapkan bagaimana aturan Carabao Cup bekerja terkait penggunaan VAR.
Gol Kontroversial Gabriel Jesus
Gol kedua Gabriel Jesus tercipta ketika Bukayo Saka memberikan umpan yang membuatnya berada di posisi yang diduga offside. Namun, wasit Andrew Madley dan asistennya, Nick Hopton dan Craig Taylor, memutuskan bahwa Jesus berada dalam posisi onside saat bola dimainkan, sehingga gol tersebut disahkan.
Tanpa adanya VAR untuk memverifikasi keputusan tersebut, keputusan wasit menjadi titik utama kontroversi. Dalam hal ini, jika VAR tersedia, kemungkinan besar gol tersebut bisa dianulir jika ternyata ada posisi offside yang tidak terdeteksi oleh wasit di lapangan.
Namun, keputusan wasit tetap sah karena aturan kompetisi yang tidak memungkinkan penggunaan VAR sebelum semifinal. Keputusan tersebut pun memicu perdebatan, karena banyak yang merasa bahwa VAR dapat membantu dalam momen-momen seperti ini untuk memastikan keputusan yang lebih akurat.
Aturan VAR di Carabao Cup
Sejak diperkenalkannya VAR di musim 2018/19 sebagai bagian dari uji coba sebelum penerapannya di Premier League, teknologi ini digunakan di setiap putaran Carabao Cup. Namun, sejak musim 2019/20, EFL (English Football League) memutuskan untuk tidak menggunakan VAR pada putaran perempat final.
Keputusan ini diambil untuk menghindari ketidakadilan, karena VAR hanya tersedia di stadion-stadion Premier League yang memiliki fasilitas tersebut. Dengan demikian, jika VAR digunakan di stadion tertentu, tim yang bermain di stadion tanpa VAR akan dirugikan, yang menjadi alasan penghapusan teknologi pada putaran ini.
VAR kemudian hanya diterapkan mulai dari babak semifinal dan final Carabao Cup. Meskipun banyak stadion di Championship yang kini sudah memiliki VAR, aturan ini tetap dipertahankan tanpa ada perubahan signifikan dalam penerapannya.
Dulu, Jurgen Klopp Sempat Protes
Keputusan untuk tidak menggunakan VAR di babak perempat final Carabao Cup telah menuai kritik dari beberapa manajer Premier League. Salah satunya adalah Jurgen Klopp. Mantan pelatih Liverpool tersebut menyuarakan ketidaksetujuannya setelah kekalahan Liverpool dari Manchester City di putaran keempat pada Desember 2022 silam.
“Peluang pertama Haaland di awal pertandingan, itu offside. Itu mengubah arah permainan,” kata Klopp setelah pertandingan tersebut.
“Saya akan mengatakan, jika kami memiliki VAR, para wasit sudah terbiasa dengan teknologi itu, dan tiba-tiba Anda bilang hari ini tidak ada VAR. Sepertinya dalam beberapa situasi mereka menunggu atau berpikir seharusnya ada VAR,” ujar Klopp dengan nada frustrasi.
Klopp menilai bahwa jika kompetisi seperti Premier League sudah menggunakan VAR, maka seharusnya teknologi itu juga diterapkan di semua laga besar, termasuk pertandingan-pertandingan penting di Carabao Cup.
“Tapi itu masuk akal jika Anda bermain di kompetisi yang mana di setiap pertandingan ada VAR , kenapa tidak, terutama di pertandingan seperti ini,” tegas Klopp.